Wednesday, November 23, 2011

We Were Born To Cry

Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?”
Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”

“Saya tidak mengerti ibu,” kata si anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan mengerti”

Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?”
“Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas,” sang ayah menjawab.
“Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”

Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan,
“Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?”

Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawapannya:

Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,
namun bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya,
walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.

Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih,
walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak-anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya.
Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami
agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

     
     Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. 
     Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. 
     Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”


Source : kisahwanita.com

Pass this to all beautiful women out there, 
don't hesitate, just cry whenever you wants  :-)

p/s: copy paste dari sini

Tuesday, November 22, 2011

Lovely Wedding

...Happily Ever After...







Tuesday, November 1, 2011

Buat apa tu?